KHUTBAH JUM’AT: Perlunya Berhaji dengan Kesiapan Finansial, Fisik, Rohani, dan Syari’at - Burhanuddin Al-Bugysi

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 01 Juli 2025

KHUTBAH JUM’AT: Perlunya Berhaji dengan Kesiapan Finansial, Fisik, Rohani, dan Syari’at


Khutbah Pertama

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah ﷻ dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga Allah memberikan kita keistiqamahan dalam iman, ibadah, dan amal saleh.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Salah satu rukun Islam yang agung adalah ibadah haji, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

“Islam dibangun atas lima perkara: bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Haji adalah ibadah yang sangat mulia, namun juga merupakan ibadah yang memerlukan persiapan serius dan menyeluruh. Karenanya, tidak cukup hanya niat, tapi juga perlu kesiapan dalam empat aspek penting, yaitu:

1. Kesiapan Finansial

Ibadah haji memerlukan biaya. Maka syaratnya adalah istiktha’ah atau mampu. Termasuk dalam hal ini adalah biaya perjalanan, akomodasi, kebutuhan pribadi, serta meninggalkan keluarga dalam keadaan tercukupi.

Allah ﷻ berfirman:

“Dan (di antara kewajiban manusia terhadap Allah adalah) melaksanakan haji ke Baitullah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.”
(QS. Ali Imran: 97)

Jangan memaksakan diri berhaji dengan cara yang tidak halal, seperti berutang atau menelantarkan nafkah keluarga.

2. Kesiapan Fisik/Jasmani

Ibadah haji adalah ibadah yang melelahkan. Thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melempar jumrah — semua membutuhkan kekuatan fisik dan stamina yang prima.

Karenanya, persiapan haji hendaknya dibarengi dengan menjaga kesehatan, berolahraga, dan memperbaiki gaya hidup jauh-jauh hari.

3. Kesiapan Rohani dan Mental

Ibadah haji bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga perjalanan ruhani. Haji mengajarkan kesabaran, ketawadhu’an, dan pengendalian diri. Maka, jamaah harus mempersiapkan diri dengan membiasakan ibadah, memperbanyak zikir, sabar, dan keikhlasan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa berhaji karena Allah, dan tidak berkata kotor serta tidak berbuat fasik, maka ia kembali (dari haji) seperti hari dilahirkan oleh ibunya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

4. Kesiapan Ilmu Syari’at Sebelum dan Sesudahnya

Banyak orang pergi haji tapi tidak tahu tata cara yang benar. Maka menuntut ilmu manasik haji adalah kewajiban. Pelajari dengan benar tentang ihram, thawaf, sa’i, wukuf, tahallul, dan semua rukun serta wajib haji.

Setelah pulang, jangan kembali kepada kebiasaan buruk. Haji mabrur ditandai dengan perubahan perilaku dan peningkatan keimanan.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Jangan menunda-nunda haji jika telah mampu. Jangan menunggu tua, karena kematian tidak menunggu usia. Persiapkan diri kita, baik dari sisi harta, tubuh, hati, dan ilmu. Semoga Allah jadikan kita tamu-tamu-Nya yang dimuliakan di Tanah Suci.

Khutbah Kedua

Segala puji bagi Allah, yang telah memuliakan umat ini dengan syariat haji. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Ma’asyiral Muslimin,

Mari kita memohon kepada Allah ﷻ agar diberikan kemampuan dan kesempatan berhaji ke Baitullah. Doakan juga saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji agar memperoleh haji yang mabrur dan keselamatan dalam perjalanan.

Semoga Allah memudahkan bagi kita semua yang belum berhaji, agar diberi kesempatan dan kesiapan dalam segala hal. Aamiin.

Doa Penutup:

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْحُجَّاجِ الْمَبْرُورِينَ، وَالذُّنُوبِ الْمَغْفُورَةِ، وَالسَّعْيِ الْمَشْكُورِ، وَالْعَمَلِ الْمَقْبُولِ، وَالتِّجَارَةِ لَنْ تَبُورَ.

Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Barakallahu li wa lakum fil Qur’anil Karim...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar