KHUTBAH JUM’AT: FILOSOFI GERAKAN SHALAT DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN
KHUTBAH PERTAMA
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,
Ashhadu an laa ilaaha illallaah, wa ashhadu anna Muhammadan Rasulullah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketakwaan inilah bekal terbaik bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-‘Ankabut ayat 45:
"… Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar..."
Ayat ini menunjukkan bahwa shalat bukan hanya kewajiban ibadah, tetapi juga sarana pendidikan jiwa dan moral. Namun, tidak sedikit dari kita yang shalat, namun masih terjerumus dalam perbuatan yang keji dan mungkar. Mengapa demikian? Karena seringkali shalat dilakukan hanya sebagai rutinitas, tanpa pemahaman dan penghayatan terhadap makna di balik gerakan dan bacaannya.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Mari kita renungkan makna filosofi dari setiap gerakan dalam shalat:
✅ Takbiratul Ihram – ketika kita mengangkat tangan dan mengucap Allahu Akbar, kita sedang menyatakan bahwa Allah lebih besar dari segalanya, termasuk urusan dunia dan hawa nafsu kita. Ini adalah titik awal pembebasan jiwa dari kelekatan duniawi.
✅ Berdiri (qiyam) – berdiri tegak melambangkan kesiapan dan kesungguhan dalam menghadap Allah, mengingatkan kita untuk tegak lurus dalam hidup, jujur dan adil.
✅ Rukuk – membungkuk dalam kerendahan hati, sebagai tanda pengakuan atas kebesaran Allah dan keterbatasan manusia. Orang yang sering rukuk dengan ikhlas, tidak akan mudah sombong.
✅ Sujud – posisi paling rendah secara fisik, namun paling tinggi secara spiritual. Orang yang bersujud menyadari bahwa dirinya hanyalah hamba, dan karenanya menjauh dari kesombongan, kezaliman, dan keserakahan.
✅ Duduk di antara dua sujud – waktu untuk merenung dan memohon: "Rabbighfirli, warhamni, wajburni, warzuqni…" – kita diajarkan untuk berharap kepada Allah dengan penuh kerendahan, serta menyadari bahwa kita membutuhkan ampunan dan bimbingan-Nya setiap saat.
✅ Tasyahud – kita bersyahadat kembali, mengingatkan bahwa hidup kita harus selaras dengan nilai tauhid dan sunnah Nabi.
✅ Salam – bukan hanya penutup, tetapi simbol bahwa setelah berhubungan dengan Allah, kita kembali ke masyarakat dengan membawa pesan damai dan akhlak mulia.
Ma’asyiral Muslimin,
Inilah shalat yang benar: bukan hanya bacaan dan gerakan, tetapi pendidikan akhlak dan pengendalian diri. Jika shalat kita seperti ini, maka ia benar-benar menjadi benteng dari perbuatan keji dan mungkar.
KHUTBAH KEDUA
Alhamdulillah, alhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kita nikmat iman dan Islam, serta membimbing kita dengan petunjuk yang lurus. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Jama’ah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita menjaga dan memperbaiki shalat kita. Jangan jadikan shalat sebagai rutinitas kosong, tetapi isi dan hayati setiap gerakan dan bacaan dengan kesadaran dan keikhlasan. Karena dengan itu, shalat akan menjadi kekuatan moral yang mencegah kita dari:
- Keji (fahsha’): segala bentuk kemaksiatan pribadi – zina, dusta, hasad, dan syahwat yang tak terkendali.
- Mungkar: segala bentuk kezaliman sosial – korupsi, merugikan orang lain, menipu, dan kejahatan publik.
Mari kita jadikan shalat sebagai sumber transformasi diri dan masyarakat. Bangsa dan umat yang menjaga kualitas shalatnya, akan menjadi umat yang bermartabat, jujur, adil, dan penuh kasih.
اللهم اجعلنا من الذين يقيمون الصلاة بخشوعٍ وصدق، واجعلها نورًا لنا في الدنيا والآخرة.
Penutup Khutbah:
...إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون...
اذكروا الله يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.
أقم الصلاة...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar