Khutbah Jum'at: Empat Sifat Penghalang Neraka - Burhanuddin Al-Bugysi

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Kamis, 02 Oktober 2025

Khutbah Jum'at: Empat Sifat Penghalang Neraka



Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Amma ba’du:

Hadirin Jama'ah Jum'at yang Dimuliakan Allah,

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketakwaan inilah bekal kita yang paling utama menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pada kesempatan yang mulia ini, izinkan khatib mengingatkan kita semua tentang sebuah janji agung dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sebuah janji yang seharusnya memotivasi setiap muslim untuk meraihnya. Janji apakah itu? Ia adalah janji bebas dari neraka.

Ya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah menyampaikan bahwa ada orang-orang tertentu yang diharamkan oleh Allah untuk disentuh oleh api neraka. Mereka adalah orang-orang yang mampu menguasai dirinya dalam empat situasi krusial.

Dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنْزَلُهُ فِي الْجَنَّةِ وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ لَهُ طُهْرًا وَزَكَاةً: مَنْ حَفِظَ مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ، وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ، وَاسْتَقَامَ فِي الشَّدَائِدِ، وَصَدَقَ فِي الْوَلاَءِ

"Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya, maka tempat kembalinya adalah Surga. Dan barangsiapa memiliki satu sifat saja darinya, maka itu akan menjadi pembersih dan penyuci baginya:

1. Siapa yang menjaga apa yang di antara dua janggutnya (lisan) dan apa yang di antara dua kakinya (kemaluan),
2. Bersikap lurus (istiqamah) dalam kesulitan,
3. Dan jujur dalam kesetiaan."

(HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Ausath, dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Dalam riwayat lain dengan makna yang sama, dijelaskan bahwa "bersikap lurus dalam kesulitan" itu mencakup empat keadaan:

Pertama: Menguasai Diri Saat Gembira (Hubbusy Syahwat)
Kebahagiaan dan anugerah seringkali membuat manusia lupa diri.Ia bisa menjadi sombong, boros, dan melampaui batas. Namun, seorang muslim sejati adalah yang mampu mengendalikan dirinya saat gembira. Ia tidak terjebak dalam euforia yang menghalanginya untuk bersyukur. Ia tetap ingat bahwa semua nikmat itu dari Allah, dan karenanya harus digunakan di jalan yang diridhai-Nya, bukan untuk bermaksiat. Ia mengendalikan syahwatnya, tidak justru diperbudak olehnya.

Kedua: Menguasai Diri Saat Ketakutan (Khaufun Min Asy-Syai')
Ketakutan akan kehilangan harta,jabatan, atau nyawa bisa mendorong seseorang melakukan hal-hal yang terlarang. Ia mungkin berbohong, menipu, korupsi, atau meninggalkan kewajiban agama karena takut. Orang yang diharamkan neraka baginya adalah orang yang menguasai dirinya saat ketakutan. Ketakutan itu tidak membuatnya mengorbankan prinsip iman dan integritasnya. Ia yakin bahwa rezeki dan ajal di tangan Allah. Ia lebih takut kepada Allah daripada takut kepada makhluk.

Ketiga: Menguasai Diri Saat Menginginkan Sesuatu (Hawaa An-Nafs)
Setiap manusia memiliki keinginan dan ambisi.Namun, keinginan yang tidak terkendali akan menjerumuskannya ke dalam jurang keserakahan dan kedzaliman. Ia bisa menghalalkan segala cara untuk memuaskan nafsunya. Seorang mukmin sejati adalah orang yang menguasai dirinya saat menginginkan sesuatu. Ia memiliki iffah (menjaga kehormatan diri). Ia hanya mengambil yang halal dan meninggalkan yang syubhat serta haram, meskipun peluang terbuka lebar. Keinginannya selalu dibingkai oleh rambu-rambu syariat.

Keempat: Menguasai Diri Saat Marah (Al-Ghadhab)
Ini adalah ujian terberat bagi kebanyakan manusia.Marah adalah bara api yang bisa membakar semua kebaikan. Saat marah, seseorang bisa mengucapkan kata-kata kotor, memutus silaturahmi, bahkan menyakiti orang lain. Namun, Rasulullah mengajarkan, "Orang yang kuat bukanlah yang jago gulat, tetapi orang yang mampu menahan dirinya ketika marah." Orang yang menguasai dirinya saat marah inilah yang dijanjikan keamanan dari neraka. Ia ingat Allah, mengambil wudhu, atau duduk jika berdiri, untuk meredam amarahnya. Ia memilih memaafkan daripada mendendam.

Jama'ah Jum'at yang Berbahagia,

Keempat sifat ini intinya adalah penguasaan diri (self-control). Ia adalah buah dari keimanan yang mendalam dan keyakinan yang kuat kepada hari pembalasan. Orang yang memiliki sifat ini adalah orang yang berakal, yang mampu mempertimbangkan akibat jangka panjang dari setiap tindakannya, bukan hanya memuaskan hawa nafsu sesaat.

Mari kita tanyakan pada diri kita sendiri:

· Saat mendapat bonus yang besar, apakah kita gunakan untuk yang halal atau justru untuk foya-foya?
· Saat takut di-PHK, apakah kita tetap menjaga integritas atau ikut menyuap?
· Saat menginginkan harta, jabatan, atau pasangan, apakah kita menempuh jalan yang halal atau haram?
· Saat emosi memuncak, apakah kita mampu menahan lidah dan tangan kita?

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang mampu menguasai diri dalam segala kondisi, sehingga kita termasuk golongan yang diharamkan bagi neraka.

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

---

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِهِ وَرَسُولِهِ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ:

Hadirin Rahimakumullah,

Sebagai penutup, marilah kita resapi pesan khutbah pada hari ini. Empat sifat yang membuat neraka haram bagi pelakunya bukanlah hal yang mustahil untuk kita raih. Ia dimulai dengan niat yang tulus dan dibangun dengan latihan yang konsisten.

1. Latihlah lisan dan hati untuk selalu bersyukur saat senang, bukan kufur.
2. Teguhkan tawakkal kepada Allah saat takut, yakin bahwa Dia Maha Pelindung.
3. Biasakan diri untuk hanya mengambil yang halal dan menjauhi yang haram dalam memenuhi keinginan.
4. Berlatihlah untuk menahan amarah dengan mengingat pahala besar di baliknya, serta bahaya yang ditimbulkannya.

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kekuatan untuk menguasai diri kami dalam keadaan suka maupun duka, dalam keinginan dan kemarahan. Jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang pandai bersyukur, bertawakkal, bersabar, dan pemaaf.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللَّهِ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar