1.Pengertian Dakwah
Dakwah Islamiyah yang benar dan lurus memiliki karakteristik sebagai berikut:
Rabbaniyyah (Berorientasi Ketuhanan)
Dakwah yang benar haruslah berorientasi ketuhanan. Bertujuan hanya menyeru kepada Allah Ta’ala dan agama-Nya, dan bukan bertujuan mencari keuntungan duniawi: harta kekayaan, kedudukan, popularitas, dan sejenisnya.
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik’” (QS, Yusuf, 12: 108)
Islamiyyatun Qabla Jam’iyyatin (Islamisasi sebelum Organisasi)
Dakwah Islamiyah yang benar, berkarakter Islamisasi sebelum organisasi. Prioritasnya adalah ‘memasarkan Islam’, bukan ‘memasarkan organisasi’, karena organisasi hanyalah wadah, dan hanya akan berjalan dengan baik dan kokoh jika proses islamisasi pribadi berjalan baik. Pengenalan dan ajakan kepada jam’iyah diperlukan apabila mad’u telah melewati tahapan tabligh, ta’lim, dan takwin.
Syamilatun Ghairu Juz’iyyatin (Menyeluruh dan Tidak Parsial)
Dakwah Islamiyah bersifat menyeluruh mencakup seluruh nilai-nilai ajaran Islam, tidak hanya berfokus pada satu bagian ajaran Islam. Dengan begitu umat diharapkan dapat memahami Islam secara utuh mencakup aqidah, syariah, dan akhlak.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah, 2: 208)
Tujuan Dakwah
Untuk tujuan dakwah Islamiyah diartikan sebagai upaya mengajak, meyakini, dan mengamalkan aqidah dan syariat Islam. Wujud dari tujuan dakwah dalam Islam tak lain agar terwujud kebahagiaan serta kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu- berkata, saya mendengar Rasulullahshallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.” (HR. Muslim no. 49)
Unsur - Unsur Dakwah
1.Da'i (Pemberi Pesan)
2.Mad'u (Pendengar)
3.Pesan Dakwah (Isi Dakwah)
-Aqidah Seperti Keyakinan terhadap rukun iman
-Syari'ah seperti Shalat,Puasa,Zakat,Haji/Umrah,Sedekah,Infaq,waqaf
-Akhlak seperti adab dan kegiatan muamalah Contohnya Jual beli,Pinjam-Meminjam,Pernikahan,pengurusan jenazah & Mawaris
4.Media Dakwah (Sarana) yaitu Alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah
5.Efek Dakwah (Respon) yaitu dampak yang ditimbulkan setelah menyampaikan pesan dakwah misalnya mendapat kepopuleran,Disenangi,dicaci maki,dibantah dan lain-Lain
6.Metode Dakwah (Cara / Strategi) yaitu jalan menuju kepada sesuatu yang ingin dicapai berupa usaha dan langkah-langkahnya.
Macam-Macam Dakwah dalam Islam
1. Dakwah Fardiah
Merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada individu lain (satu orang) atau kepada banyak orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya, dakwah fardiah berlangsung tanpa adanya kesiapan dan tersusun secara tertib.
2. Dakwah Ammah
Dakwah Ammah adalah jenis dakwah yang dilaksanakan seseorang dengan media lisan yang diarahkan kepada orang banyak dengan tujuan memberi pengaruh kepada orang lain.
3. Dakwah bil-Lisan
Dakwah bil-Lisan yang adalah dakwah yang secara langsung disampaikan dalam wujud lisan sehingga ada interaksi yang terjalin antara pemberi dakwah dengan orang yang mendengarkan dakwah tersebut.
Dakwah lisan atau dakwah langsung, seseorang bisa langsung mendengarkan dan memahami apa yang telah disampaikan oleh pemberi dakwah, jika ada hal-hal yang belum dipahami, maka orang tersebut bisa langsung menanyakan langsung hal tersebut agar lebih jelas dan mampu dipahami.
4. Dakwah bil-Haal
Dakwah bil al-Haal merupakan dakwah yang mengutamakan perbuatan nyata. Dakwah jenis ini dilaksanakan dengan maksud tidak cuma membuat pendengar memahami arti yang disampaikan dari dakwah tersebut, tapi juga mengaplikasikan berbagai perbuatan yang dicontohkan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian, orang yang mendengarkan dakwah tidak cuma memaknai sebuah kebaikan dan keburukan, tapi juga mampu melaksanakan nilai-nilai kebaikan tersebut dan menjauhkan nilai-nilai keburukan dalam kehidupan sehari-harinya.
5. Dakwah bit-Tadwin
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.
Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada.”
6. Dakwah bil Hikmah
Dakwah bil Hikmah yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yakni melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah bisa melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.
Metode Dakwah
Menurut bahasa metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang merupakan kombinasi kata meta (melalui) dan hodos (jalan), dalam bahasa Inggris metode berarti method yang berarti cara.
Sedangkan pengertian metode secara istilah metode adalah jalan yang kita lalui untuk mencapai tujuan.Metode juga dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian.
Adapaun Metode Dakwah dibagi menjadi 3 Bagian,Yaitu :
1.Bil Hikmah
Hikmah dipahami dalam arti pengetahuan tentang baik dan buruk, serta kemampuan menerapkan yang baik dan menghindar dari yang buruk. Sekali lagi, ayat sebelum ini menjelaskan dua jalan, jalan Allah dan jalan setan.
2.Wal Mauizatul Hasanah (Perkataan yang baik) Nasehat atau petuah
3.Billadzi Hiyaa Ahsan (Berdebat/Diskusi dg Cara yang baik sopan,santun, bersifat Ilmiyah (Dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan,berdasar,Terukur)
Langkah-Langkah dalam berdakwah
1.Memahami Situasi tempat atau lokasi yang akan ditempati
2.Memahami bahasa yang dipahami
3.Pemilihan judul (Tema) yang relevan dengan situasi dan kondisi lokasi
4.Menggunakan alat pengeras suara
5.Penampilan yang menarik
6.Memasukkan unsur cerita (Kisah inspiratif)
7.Memasukkan candaan yang tidak berlebihan
8.Dialogtif (Umpan balik)
9.Memiliki gaya dan ciri khas tersendiri
10.Melatih Retorika yang baik
11.Mendamaikan dan tidak provokatif
12.Menyajikan data fakta solutif bukan Hoax
13.Mengetahui psikologi Dakwah
14.Adaptif (Beradaptasi dilingkungan manapun) seperti Orang tua,dewasa,Anak muda dan remaja
15.Murah senyum dalam penyampaian
16.Pantang menyerah
17.Kreatif yang tidak berlebihan
18.Mengedepankan akhlakul karimah (Etika)
19.Terstruktur (Sistematis)
20.Enerjik (Bersemangat)
21.Menyediakan Catatan Kecil (Inti Materi)
22.Membaca Do'a sebelum Tampil
*Basamalah 21 Kali
*Do'a Kelancaran Berbicara
RETORIKA DAKWAH
Retorika merupakan seni dalam menggunakan bahasa untuk mempengaruhi pendengar atau pembaca. Contoh dari penemuan bahan adalah ketika seseorang berbicara tentang pentingnya teknologi dalam kehidupan modern.
Dalam buku Retorika Modern, Rahmat (2008: 25) menyebutkan beberapa prinsip pidato retorik yakni:
(1). Penguasaan secara aktif sejumlah kosa kata,
(2). Penguasaaan kaidah- kaidah ketata bahasaan,
(3). Penguasaan gaya bahasa dan menciptakan gaya bahasa yang baru dan menarik
Retorika dalam arti sempit diperinci lebih jelas oleh Jalaluddin Rahmat antara lain sebagai berikut:
1. Persiapan pidato;
2. Penyusunan pidato;
3. Penyampaian pidato;
4. Cara-cara pidato;
5. Pidato-pidato khusus;
6. Evaluasi pidato.
Tujuan public speaking atau retorika digunakan untuk menyadarkan dan mem- bangkitkan orang banyak atau mengenai masalah sosial sehingga tidak perlu digunakan suatu uraian ilmiah rasional. Tujuan retorika terutama berusaha mem- pengaruhi audiens atau komunikan.
Jenis-jenis retorika menurut Aristoteles:
1.Retorika forensik (forensic rethoric)
Retorika forensik adalah jenis retorika yang berkaitan dengan keadaan di mana pembicara mendorong munculnya rasa bersalah atau tidak bersalah dari khalayak
2.Retorika epideiktik (epideictic rethoric)
Retorika epideiktik merupakan wacana yang berhubungan dengan tuduhan. Retorika epideiktik adalah jenis retorika yang berkaitan dengan memuji atau menyalahkan.
3.Retorika Deliberatif (Deliberatif rethoric)
Retorika deliberatif (deliberative rhetoric) Retorika deliberatif adalah jenis retorika yang menentukan tindakan yang harus diambil oleh khalayak. Retorika deliberatif disebut juga sebagai retorika politis.
PSIKOLOGI DAKWAH
Psikologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari lebih dalam mengenai mental, pikiran, dan perilaku manusia.
Psikologi dakwah merupakan alat bantu bagi juru dakwah untuk memperoleh pengertian yang lebih dalam tentang bagaimana penyampaian materi dakwah kepada sasaran agar mampu memberikan dorongan, mengadakan perubahan, mengingatkan dan mengarahkan serta memberi keyakinan kepada tujuan dakwah.
Dengan pengetahuan tentang psikologi dakwah ini, diharapkan kita dapat melaksanakan tugas dakwah dengan pendekatan kejiwaan sehingga hal yang diharapkan peran dan fungsi seorang dai benar-benar dapat dipahami oleh seorang dai sebagai mubalig dan kondisi objek dakwah sebagai mad'ū.
Ruang lingkup psikologi dakwah mencakup beberapa hal seperti motivasi, sikap, perilaku, dan kepribadian manusia.
Contohnya
1.Penggunaan jubah dan sorban oleh kyai dan sarung oleh santri.
DAKWAH DALAM BINGKAI TEKHNOLOGI
Teknologi adalah ilmu yang dikembangkan manusia untuk menciptakan tata cara tertentu, lebih mutakhir dan praktis atau memudahkan kehidupan. Contohnya; teknologi hadir dalam bentuk berbagai mesin, alat komunikasi, dan lain sebagainya.
- Membangun Brand Personal sebagai Seorang Da'i di Era Digital.
- Memanfaatkan Sosial Media untuk Menjangkau Generasi Milenial dalam Berdakwah.
- Meningkatkan Kualitas Konten Dakwah di Era Digital.
- Meningkatkan Keterampilan Berbicara di Depan Kamera untuk Berdakwah di Media Digital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar